<

Desa Cikadu Kecamatan Cijambe

Gambaran umum wilayah desa Cikadu sebelah utara berbatasan langsung dengan Kelurahan Wanareja, sebelah selatan dengan desa Cirangkong, sebelah timur berbatasan dengan desa Cimenteng, dan sebelah barat dengan desa Bantarsari dan desa Sukahurip. Luas wilayah desa Cikadu sekitar 4.014 Ha dengan letak Gunung Cikadu sebagai patokannya.

Adapun asal mula kata Cikadu diambil dari keberadaan balai desa pertama yang lokasinya tepat di kaki Gunung Cikadu. Gunung Cikadu menyimpan banyak sekali potensi dan manfaat yang berguna bagi kehidupan masyarakat desa pada waktu itu. Dari gunung ini mengalir air yang bisa digunakan untuk mengairi sawah penduduk, untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan menjadi sumber pencaharian bagi masyarakatnya. Di Gunung Cikadu ini juga banyak didapati pohon kadu atau pohon duren yang tumbuhnya sangat besar. Karena potensi inilah maka masyarakat memberikan nama untuk wilayahnya dengan nama desa Cikadu.

Kepala desa pertama yang menjabat setelah terbentuknya desa Cikadu yaitu Bapak Sahdi Warso, yang dilantik tanggal 2 Januari 1980 oleh Mayor Kandi Sumarna (Setda Kabupaten Subang).

Peristiwa yang terjadi pada masa Kabupaten Subang masih termasuk Kabupaten Karawang Timur atau Purwakarta menjadi nilai sejarah yang sangat tinggi khususnya bagi desa Cikadu. Peristiwa tersebut adalah ketika pejuang kemerdekaan yang dikomandani oleh Sersan Tirta dan Mayor Sugeng pada masa perang kemerdekaan tahun 1944, menjadikan desa Cikadu tempat persembunyiannya. Termasuk juga tempat persembunyian yang digunakan oleh pejuang yang berasal dari masyarakat Kabupaten Subang. Bahkan lokasi persembunyian sempat diberikan nama Bunker Subang Selatan. Pada masa perang kemerdekaan, banyak pejuang dan warga sipil tewas di kampung Cikadu ini. Karena alasan sejarah inilah dan keinginan untuk tidak melupakan sejarah bangsa, maka dibuatkan sebuah monumen perjuangan rakyat Subang. Monumen ini terletak di Kampung Cikadu RW 03 Desa Cikadu.

Adapun sejarah nenek moyang/jewara yang terkenal di desa Cikadu diantaranya Ma Tumi (Kampung Cikadu), Mbah Bagus (Kampung Cipeuteuy), Eyang Bintara (Kampung Ciseureuh), Eyang Gayuda (Kampung Cilungsing), Bah Pranyai, Bah Dalem Pameget dan Bah Lebe Ikam.